Comments

Satelit Garuda 1 Karya Putra Indonesia

Posted by at 00.09.00 Read our previous post

     Februari tahun 2000, sebuah satelit anyar diluncurkan menempati lintasan imajener yang terletak 36.000 km diatas permukaan bumi. Nama satelit itu adalah Garuda-1. Membikin suprise di dunia telekomunikasi, tidak hanya indonesia dunia pun terlonjak kaget.
    Terang saja dunia tercengang dengan kemampuan Indonesia ini. Sewaktu itu dapat dikatakan seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan pada orbit rendah (600 - 1.00 km) dan menengah (7.000 - 10.000 km). Satelit - satelit ini punya beberapa kelemahan . Pertama, daya jangkaunya yang terbatas. Padahal untuk bisa meliputi sebelah belahan dunia membutuhkan sekitar 60 satelit rendah atau 12 satelit berorbit menengah.
    Disamping itu, ada kelemahan lainnya, yaitu pengoperasian sistem telekomunikasi satelit pada telepon bergerak kala itu pesawatnya tidak praktis.Bayangkan perangkat telepon bergerak yang digunakan berkomunikasi via satelit punya ukuran hampir sebesar kopor untuk traveling.Pengoperasiannya juga memerlukan stasiun bumi berupa antena parabola berdiameter satu meter.
    Pelepasan satelit Garuda-1 keatas langit jelas menambah gengsi politik dan ekonomi.Disamping sistem FSS (Palapa dan Telkom) Indonesia menjadi salah satu negara pengguna dan pemilik satelit
terbesar dikawasan Asia.
    Penggagasnya? Jangan heran kalau disebutkan, dia tak lain tak bukan adalah Putra Indonesia.Namanya Adi Rahman Adiwoso.Lahir di Yogyakarta 26 Juli 1953.Mengenyam pendidikan tinggi di Bachelor of Science Bidang Aeronautika dan Astronautika,California Institute of Technology,USA (1976).
    Adiwoso sudah lama berkecimpung didunia persatelitan.Pada 1970-an, ketika ia masih kuliah di AS, ia magang di bagian perakitan satelit Hughes Aircraft, salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar yang berbasis di California.Selepas 8 tahun bekerja ia kemudia pulang ke tanah kelahirannya, Yogyakarta.Berbekal ke ahliannya yang dimilikinya, dia lantas menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum ada dipasaran dunia.Teknologi ini memungkinkan komunikasi handphone mampu dilakukan di mana saja.Meski jaringan kabel belum menjangkau dan telepon seluler konvensional kehilangan sinyal, sistem telekomunikasi temuannya akan tetap "on".
    Inovasi buatan Adi tak hanya memperluas cakupan satelit,tetapi juga memperkecil dimensi pesawat telepon bergerak berbasis satelit ini.Daya pancar yang dimiliki satelit Garuda-1 bisa mencapai 10kw. Karenanya sinyal Garuda-1 bisa diterima dengan handphone yang sekaligus merupakan stasiunbumi. "Inilah stasiun bumi terkecil dan termurah yang pernah dibuar manusia," tukas Adi.Jaringan satelit yang menginduk ke Garuda-1 itu selanjutnya dikemas dengan brandmerk Byru.
    Kinerja telepon ini sangat bergantung pada Garuda-1, di mana pengendali pengontrol satelitnya ada di Pulau Batam.Disitu juga dibangun pusat kendali jaringan (Network Control Center-NCC), yakni pengatur arus percakapan dengan panel pengaturnya.
    Gagasan Adi itu tak diwujudkan sendirian.Manusia memang tak bisa bekerja sendirian, butuh bantuan dan kerja sama orang lain agar bisa berhasil.Makanya ia menjalin kerja sama dengan beberapa pihak. Sebut saja misalnya, ia membikin satelitnya ditempat ia per nah bekerja, Hughes Aircraft.Sementara handphone R190-nya dipesan ke pabrik handphone kenamaan, Ericson, Swedia.Toh demikian, blue
print-nya tetap buatan Adi dan timnya di PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), yang didirikan Adi dan Iskandar Alisjahbana (guru besar dan mantan rektor ITB) pada 1991.Lahirlah Byru dan pasti- merek
dagang sistem telepon satelit buatan PSN.
    Bersama perangkat telekomunikasi PSN ini, Byru.Pasti (Pasang Telepon Sendiri) dan jasa internet Bina (Balai Informasi Nusantara), penduduk daerah yang belum terjangkau jaringan telepon kabel dan nirkabel tetap bisa bertelepon-ria dan seluncur di dunia maya.Pada akhir 2003, PSN berani membuat klaim telah membebaskan 2.975 desa di 40 kabupaten di Indonesia dari isolasi telekomunikasi dengan perangkatnya yang berbasis satelit.
    Pada 27 September 2005, Adiwoso diganjar gelar Satellite Executive of the Year oleh The Asia-Pasific Satellite Communications Council (APSCC).Karena merintis pengembangan satelit untuk menembus daerah pedalaman.Ia adalah orang pertama yang mendapatkannya.

2 komentar:

© - Tips and Triks Ngeblog